Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

PAMIT

Gambar
Pukul 17.30 wita. Senja mulai menampakkan pesonanya. Rindu duduk sejenak sembari mengadu lelah. Memandang atap-atap rumah yang statis, melihat jauh burung kecil yang bertebaran, menikmati irama daun pepohonan yang bergerak sepoi dari balik jendela. Mengingat seberapa banyak kebaikan yang telah dituai, merenungi seberapa cukup ibadah sebagai bekal pulang bertemu ilahi, menyadari tentang kematian yang pasti sebagai pengingat dari Tuhannya. ”Hei, yuk pulang! Penjemputmu sebentar lagi tiba”. Lamunan Rindu sontak buyar. Ia pun langsung beranjak dari kursinya. Bergegas mematikan lagu Goodbye Days – Rui yang tidak selesai didengarkannya, mengecek kembali barang bawaan sambil membetulkan buku-buku yang masih berantakan di atas meja. Seperti hari-hari sebelumnya, langkah Rindu selalu terhenti di lantai dua. Memandang lekat punggung yang selalu tak kuasa ia sapa. Namun, suasana menjelang petang itu mendadak berbeda. Dengan jarak dekat, ada senyum dari arah yang tidak disangka. Dengan

Rain(du)

Gambar
Perempuan itu bernama Rindu . Di suatu subuh, hujan seperti alarm yang tiba-tiba membangunkannya. Ia pun membuka sampiran jendela kamarnya, nan berkata: Assalamualaikum, pertanda musim penantian siap berganti ke sensasi suasana hati yang berbeda” Rindu senang musim hujan tiba. Walau September menjadi pemula musim ini, namun tidak pada perasaan yang ia semai-kan pada seseorang yang ia kenal sejak Maret lalu. Seseorang yang membuat dirinya merasa terjaga dari jauh. Seseorang yang membuat dirinya menjadi perempuan yang lebih tangguh. Seseorang yang membuat dirinya luluh tanpa membuat Allah cemburu. Rindu percaya. Hujan adalah waktu mustajab diijabahnya doa, maka tak ada yang bisa ia lakukan selain mendoakan, agar perasannya pun sampai pada tujuan. Yakni kepada seorang pemuda berkacamata nan pekerja keras: “semoga ia selalu terjaga dalam sholat khusyuknya serta kabar gembira selalu menyertainya seperti arti dalam namanya. ” Jika   Allah mengabulkan doa lewat p