Rain(du)

Perempuan itu bernama Rindu.

Di suatu subuh, hujan seperti alarm yang tiba-tiba membangunkannya. Ia pun membuka sampiran jendela kamarnya, nan berkata: Assalamualaikum, pertanda musim penantian siap berganti ke sensasi suasana hati yang berbeda”

Rindu senang musim hujan tiba. Walau September menjadi pemula musim ini, namun tidak pada perasaan yang ia semai-kan pada seseorang yang ia kenal sejak Maret lalu. Seseorang yang membuat dirinya merasa terjaga dari jauh. Seseorang yang membuat dirinya menjadi perempuan yang lebih tangguh. Seseorang yang membuat dirinya luluh tanpa membuat Allah cemburu.

Rindu percaya. Hujan adalah waktu mustajab diijabahnya doa, maka tak ada yang bisa ia lakukan selain mendoakan, agar perasannya pun sampai pada tujuan. Yakni kepada seorang pemuda berkacamata nan pekerja keras: “semoga ia selalu terjaga dalam sholat khusyuknya serta kabar gembira selalu menyertainya seperti arti dalam namanya.

Jika  Allah mengabulkan doa lewat pintanya pada hujan, Rindu ingin sekali saling bertemu dalam nyata untuk waktu yang lama, berbicara tanpa jeda,  yang juga tanpa perantara sosial media. Atas izin Allah, semoga kesempatan itu datang. Pun sebelum Allah benar-benar menjemput Rindu untuk lebih dulu ‘pulang’ menemui-Nya. 

Illustrated by Mutiah Sari

***

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti challenge yang dilaksanakan oleh Penerbit Sophia. Tulisan ini terpilih dari 99 tulisan terbaik dan terpilih lainnya. Rewardnya, dibukukan dalam buku ‘Surat Rindu’. Namun, reward sesungguhnya telah sampai pada sebenar-benarnya tujuan dengan cara yang ahsan.

Komentar