BOO(K)STER
Saya melirik jam, masih ada sisa waktu lima belas menit sebelum jam dinas selesai. Sembari membereskan barang yang sedikit berantakan di meja kerja, perhatian saya tertuju pada tumpukan buku, yang sedang jarang terjamah karena urusan dunia lainnya yang lebih menyita waktu.
Saya mulai me-recall ingatan, terakhir baca buku kapan ya?! Tapi kalau ditanya kapan terakhir beli buku, nah itu yang bisa saya jawab dulu. Ibarat makanan, saya bak lapar mata pada buku akhir-akhir ini. Prinsip saya, beli saja dulu, dibacanya bisa nanti.
Saya melanjutkan sisa waktu untuk mengecek kembali beberapa stok buku yang masih bersampul baru. Ada buku yang ditulis Ustadz Felix, ada buku tentang self improvement, sampai ada buku pemberian seorang kawan baik. Seketika, saya mulai merunut buku-buku berdasar yang mana akan saya baca lebih dulu. Setidaknya, ada cambuk untuk merindu pada bacaan buku yang sempat ditinggal dulu.
Benar saja, saya merasakan sensasi luar biasa ketika mulai lagi menikmati lembaran demi lembaran aroma buku baru. Saya memutuskan untuk melanjutkan buku berjudul Bertemu Dewasa, karya Kak Farah Qoonita, salah satu aktivis dakwah role model banyak muslimah. Dari tulisannya, saya menemukan banyak magic words di dalamnya. Sedikit cerita tentang behind the story pemilikannya, dimana buku tersebut terbeli sebagai hadiah di tujuh belas Februari, tepatnya di usia baru yang harus dimuhasabahi. Banyak keresahan-keresahan duniawi yang saya alami, bertemu solusinya disini.
Ada beberapa part tulisan Kak Qoonit yang juga saya highlight sebagai inspirasi. Tentang setiap kita yang punya ‘loker’ penuh berisi alasan atas sempitnya waktu manusia. Kita, punya akses dan kesempatan untuk membukanya, lalu punya freewill untuk memilih alasan demi alasan. Nah, alasan-alasan itu akan terus ada sampai akhir kehidupan kita nanti. Namun, jika kita mendahulukan urusan-urusan akhirat, kita tunaikan hak-haknya Allah, maka sungguh Allah akan melapangkan waktu kita. Kita hanya perlu mendahulukan kepentingan Allah, maka nanti Allah-lah yang akan urus urusan-urusan kita.
Tidak berhenti disitu. Ada juga perihal bagaimana kita bisa survive dan struggle di usia dewasa yang tentu tidak mudah. Namun, kita bisa disadarkan, bahwa kita bisa berdaya karena kekuatan Allah, bukan karena kita yang hebat. Allah menjadi penuntun agar fase dewasa bisa terus on-track, Allah menjadi penolong agar dunia dan akhirat bisa senantiasa seimbang.
Maka, seperti harapan banyak penulis, buku hadir penuh dengan makna tujuan. Tidak hanya untuk memvalidasi kegalauan, namun menjadi lahirnya hidayah-hidayah Allah melalui tulisan yang dapat dijadikan sebagai pengingat diri. Bak gelas kosong yang terisi kembali, kita punya energi untuk bisa produktif lagi dan semakin mencintai literasi.
Satu hal yang dapat kita jadikan juga sebagai motivasi. Bahwa sebagai umat Iqra, tentu harus punya minat dan keinginan untuk melawan buta aksara lewat bacaan. Bahwa sebagai generasi penerus peradaban Islam, kita harus punya ‘senjata’ berupa pena dan ilmu yang senantiasa kita sebarkan dalam dakwah. Semoga buku-buku yang kita telah baca sampai hari ini, dapat menjadi saksi-saksi kebaikan di sepanjang kehidupan kita nanti.
Jadi, sudah di-booster oleh buku apa hari ini?!
Komentar
Posting Komentar