Dear, Mbak Taylor

Mbak Taylor, perkenalkan. Saya adalah salah satu dari sekian banyak penikmat musik dan suara indahmu. Belakangan ini, sedang trend menceritakan hal-hal kecil nan remeh temeh padamu, even kamunya tidak baca. Mohon izin, ingin cerita juga ya, Mbak Taylor. Tapi saya beraninya hanya melalui tulisan ini. Tidak mau terlalu banyak orang yang tau juga sih.

Mbak Taylor, saya merasa sudah melakukan banyak kebaikan. Apalagi, kebaikan itu katanya dibalas dengan kebaikan yang sama. Tapi ternyata tidak selalu begitu, ya?!

Mbak Taylor, i’ve do my best. Saya merasa sudah melakukan kewajiban saya sesuai kapasitas yang saya miliki, sesuai porsinya, pun sudah on track. Tapi kenapa justru orang-orang (masih) memandangnya negatif, ya? Kenapa justru mostly berpihak pada orang-orang yang cenderung slengean, ya?! Mbak Taylor, mohon bantuannya untuk tunjukkan kebenarannya, ya.

Mbak Taylor, i’ve cut off another peoples yang menjadi sumber kekecewaan belakangan ini. Berusaha legowo itu susah banget ternyata. Berusaha pura-pura ‘tidak apa-apa’ juga tidak semudah nasehat orang-orang kebanyakan ternyata. Saya sudah tau konsekuensinya kok, Mbak Taylor. Apalagi, i can't control the people judgement. Ikut kuatin, ya.

Mbak Taylor, beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan teman baik, sangat baik. Tapi saya memilih menjauhinya karena Tuhan saya. Demi menjaga satu sama lain, juga ingin memberi kesempatan masing-masing untuk membuat level up pada diri juga. Saya sudah memberi kesan yang baik di akhir komunikasi kami, that's a trully memorable farewell. Believe me, Mbak Taylor.

Mbak Taylor, bolehkah saya bertemu dengan sosok kakak Jiaxu di masa depan? Sosok sempurna dengan semua kebaikan dan love languange yang ia punya. Tapi versi sholeh-nya ya.

Mbak Taylor, during the times is counting, saya akan belajar banyak pada karyamu, pada kisahmu, pada pribadimu, untuk melalui beberapa fase hidup that will be un-expect and surprise, sembari saya akan selalu berusaha untuk tetap menjadi diri sendiri dalam versi yang lebih baik. Juga akan selalu berdoa untuk tetap melangitkan pinta dengan versi yang lebih banyak. 

So, see you on the bright future, Mbak Taylor. Keep support me, from far away :)


Komentar