New Experience Unlocked: Bali
Dream comes true mah ini namanya, bisa naik pesawat dan keluar kota pertama kali, walau super deg-degan karena perginya bukan bareng keluarga. Rezeki trip kali ini datang dari tempat saya bekerja yang berangkatnya juga bersama atasan dan rekan-rekan kerja.
Sebenarnya, planning ke Bali ini sudah dibahas sejak jauh-jauh hari, bahkan sempat tidak pasti juga keberangkatannya. Tapi Allah lancarkan segalanya, dan akhirnya saya memutuskan ikut setelah beberapa kali make sure bahwa semuanya ditanggung, free, cukup bawa diri dan uang jajan saja. Mengantongi izin seribu persen pula dari keluarga that make me more excited.
Persiapan dari saya pribadi saat itu lumayan santai dan singkat, berhubung sudah dapat gambaran tentang tanggal pergi-pulang keberangkatan, dan rundown kegiatan dari travel juga sudah ada. Momen hectic-nya dirasakan di malam dan hari keberangkatan saja, semisal harus bongkar koper karena ada perubahan dresscode, barang perlu dan tidak perlu diganti dan dieliminasi, harus bangun ontime karena flight subuh walau jam tidur sangat kurang dan lain sebagainya. Sudah prediksi juga, bahwa akan bertanggung jawab pada diri dan barang-barang bawaan sendiri even perginya ramai-ramai, maka saya pun menjelma as a 'well prepare' person.
--
Bali, 20 Januari (Day 1st)
Flight pukul lima pagi membuat saya harus tiba di bandara Sultan Hasanuddin se-dini hari mungkin. Proses boarding pun diberi kelancaran. Saya menarik napas panjang saat disampaikannya informasi perihal telah tibanya pesawat kami di Bandara Ngurah Rai.
Kami disambut sangat hangat oleh guide kami. Sesuai schedule, setibanya kami, langsung diajak untuk menyantap menu ayam betutu. Menu breakfast di pagi hari nan mendung ini, menurut saya kurang worth it karena rasanya super pedas, tapi tetap tidak boleh skip sih karena ini salah satu makanan tradisional di Bali.
Next, sebenarnya rundown setelah nge-ayam betutu adalah melakukan kunjungan rumah sakit, namun mengingat saat itu sedang ada perayaan ibadah, jadi pihak rumah sakit tidak bisa menerima kunjungan. Maka, saat itu kami langsung menuju ke toko oleh-oleh Krisna dan pasar Sukawati. Setelah dari tempat tersebut dan membandingkan keduanya, tentu pasar Sukawati jauh lebih dompat-able dan bisa nawar. Tapi, jika sudah nawar, jangan sampai tidak jadi beli dagangan penjualnya.
Setelah sesi hunting oleh-oleh part pertama selesai, kami langsung menuju Kintamani, yang perjalanannya lumayan jauh, kurang lebih sekitar dua jam. Sesampainya disana, kami disambut hujan deras, kabut dan suhu udara dingin, mengingat tempat tersebut termasuk daerah dataran tinggi. Setelah makan siang bersama selesai, tak lupa kami mengabadikan foto dengan view Gunung Batur Kintamani, salah satu gunung berapi yang ada di Bali.
Seluruh rangkaian acara day pertama selesai. Kami langsung diantar menuju hotel untuk check in, tepatnya di Fashion Hotel Legian, yang masih satu kawasan dengan Ground Zero, monumen peringatan bom Bali.
Masih memanfaatkan space waktu ba'da Maghrib, kami bepergian ke masing-masing tempat yang ingin dituju. Malam itu, saya memutuskan untuk berkeliling di sekitar hotel saja. Suasananya sangat ramai, ada turis mancanegara, pendatang dari kota lain, dan warga lokal sendiri. Hasil jalan-jalan malam itu, saya membeli gantungan kunci ukir yang bertuliskan nama saya sendiri.
--
Bali, 21 Januari (Day 2nd)
Sesuai prediksi, hari kedua will be hectic. Sebagai amunisi, pilihan breakfast saya adalah pada dua pcs dorayaki cokelat dan setengah piring nasi goreng.
Setelah memastikan tak ada barang ketinggalan, kami langsung menuju first stop kami, yakni Surya Bintang Adventure, sebuah wahana permainan ATV ride. Dari lokasi tujuan awal, kami harus ke arenanya dengan menggunakan mobil yang telah disediakan. Sesampainya, kami menggunakan peralatan standar keamanan, yaitu kantong plastik sebagai kaos kaki, sepatu boot, dan helm. Sebagai bonceng-ers, saya tentu sangat menikmati keseruan dari perjalanan yang mostly jalanan terjal, berlubang, lumpur dan air di bawah sinar matahari yang super terik. Setelah puas, kami kembali ke tempat sebelumnya untuk berganti outfit yang setengah basah sekaligus makan siang bersama.
Pabrik Kata-Kata Joger menjadi tujuan kami selanjutnya. One goals ke Bali, yah harus mampir kesini. Pabrik Kata-Kata terbesar ketiga di dunia ini menawarkan segala jenis oleh-oleh yang iconic. Walau harganya lumayan mahal, tapi tetap membuat siapapun yang berkunjung kesini akan kalap saat berbelanja.
Tujuan berikutnya sebenarnya adalah Pantai Double Six. Namun karena keterbatasan waktu, jadi kami langsung menuju ke New Dewata Cafe, Pantai Jimbaran. Sunset dan firework view yang 'disuguhkan' membuat makan malam kami sangat berkesan.
Malam masih panjang. Sebelum kembali ke hotel, kami mengunjungi pusat oleh-oleh terakhir, yaitu Karang Kurnia. Di tempat ini, bisa dibilang perpaduan antara Krisna dan Sukawati, harganya sudah tercantum jadi tidak ada proses tawar menawar tapi lumayan sama dengan harga pasar. Tempat finalisasi oleh-oleh, kalau kata Bli Made: pantang pulang sebelum pipis (re: uang) habis.
--
Bali, 22 Januari (Day 3rd)
Check out pagi sudah harus kami lakukan, maka kami diberi waktu untuk melakukan make sure barang-barang yang akan dibagasikan dan yang tidak, menikmati breakfast hotel dengan menu pilihan yang sama dan bergegas untuk menuju destinasi tour terakhir.
Adalah Garuda Wisnu Kencana. Seperti biasa, setiap ingin mengunjungi suatu tempat, Bli Made tak pernah lupa untuk memberi gambarannya, baik sejarahnya maupun hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Di Garuda Wisnu Kencana ini, menurut saya tempatnya paket komplit. Kami bisa melihat secara langsung patung tertinggi ketiga dunia yang terbuat dari tembaga dengan history yang sangat kental. Selain itu, kami bisa menyaksikan tarian-tarian tradisional di spot Amphiteater dan bisa berfoto bersama dengan para penari. Spesialnya, kami bisa menikmati es krim dua rasa yang dijajakan di dalam gedung pameran sebagai penetralisir cuaca saat itu.
Last, kami pun segera menuju bandara Ngurah Rai dan tiba tepat waktu meski jam kepulangan kami delay sampai sejam lebih. Setelah menempuh perjalanan dengan gangguan cuaca buruk, kami dapat tiba kembali dengan selamat di Bandara Sultan Hasanuddin.
--
Masya Allah Alhamdulillah. Best experience i ever had.
Terima kasih banyak RSIA Ananda Makassar atas rezeki yang tak terduga ini. Terimakasih banyak Riz Tour & Travel atas full service yang telah diberikan selama tiga hari-dua malam. Terima kasih banyak Bli Made as an our guide yang sangat baik pada kami. Terima kasih banyak teman-teman "Bus B" atas segala bantuannya. Terima kasih banyak keluarga dan teman-teman tim atas support jarak jauhnya selama short holiday ini.
See you on the next trip. Insya Allahuaamiin.
Komentar
Posting Komentar