2022: Top 6th Favourite Moments
Selain membuat resolusi, merefleksi
momen-momen yang telah dilalui di tahun ini juga menjadi hal yang penting. Salah
satu hal sederhana yang saya lakukan adalah mengikuti tren dari salah satu
instagram story yang banyak dibagikan
oleh following saya, yaitu Top 6 Favourite Moments From This Year.
Setelah scrolling foto-foto di galeri
yang masih tersimpan, saya membuat kolase foto untuk segera diposting. Tapi pada
saat memosting, saya tidak memberikan caption
terkait story behind dari
masing-masing foto tersebut. Maka, spesial di Kamis Nulis akhir tahun ini,
ingin saya bagikan saja disini.
(Foto Kiri - Atas): Momen umrah Mams adalah momen kebahagiaan kami sekeluarga. Berkunjung ke rumah Allah tentu menjadi salah satu goals yang diinginkan oleh selurut umat Muslim di seluruh dunia. Saat Mams mau mengutarakan niatnya untuk itu, tanpa pikir panjang, saya merekomendasikan travel umroh di tempat saya bekerja, yang tentu untuk melakukan komunikasi terkait segala persiapan sampai setibanya di sana nanti, akan lebih mudah dan terpercaya. Di foto itu, adalah momen saat kami tiba di bandara sekitar pukul empat pagi untuk mengantar keberangkatan Mams, sekaligus bertemu dengan dua rekan saya yang berezeki pula untuk berangkat.
(Foto Kanan - Atas): Setelah Monday shift, sudah janji dengan adik sepupu untuk sama-sama berada di venue ba’da Ashar. Setibanya, kami disambut keramaian oleh acara-acara pembuka dari event tersebut. Setelah berkeliling dan baru saja kembali ke titik venue, para pengunjung ‘sepakat’ untuk segera mengambil tempat duduk, and how lucky we are, kebagian space depan stage walau sempat desak-desakan, yang saat itu masih jam setengah enam sore sedangkan di rundown acara, guest start akan tampil di jam delapan malam. Count down the hours, Hivi! on the stage finally. Biasanya hanya dengar lagu-lagu mereka di playlist handphone, namun kali ini bisa nonton secara langsung. Entah berapa banyak foto yang sudah diabadikan dan entah berapa video yang sudah ter-record. A very memorable moment.
(Foto Kiri – Tengah): Sedari dulu, saya memang tertarik mempelajari hal-hal tentang broadcasting. Saat tahu ada pelatihan MC yang diselenggarakan oleh komunitas yang dibawahi Walikota Makassar, saya terlebih dahulu mencari informasi lebih lanjut terkait kegiatan itu. Saya pun akhirnya memantapkan diri untuk mengikuti pelatihan berbayar yang menurut saya ilmu dan pengalamannya sangat worth it untuk kita dapatkan. Foto tersebut adalah momen bersama dua pemateri sekaligus inisiator yang langsung memberikan sertifikat secara resmi bagi saya, salah satu peserta di batch kesekian kalinya saat itu. Sekaligus, saya pun sudah dianggap menjadi bagian dari keluarga besar MC dan prokotoler Walikota Makassar yang siap menjadi tempat dan media saya untuk sharing apapun jika mendapat event-event MC dan public speaking kedepannya.
(Foto Kanan – Tengah): Katanya, dadakan akan selalu lebih terealiasi. Tapi, foto studio memang sudah masuk wishlist saya bersama teman-teman tim sejak jauh-jauh hari, cuman pelaksanannya saja yang masih un-prediksi. Akhirnya sepakat mewujudkannya di hari itu dengan dresscode yang sudah kami ingini juga, meskipun harus kejar-kejaran dengan jadwal dinas dan cuaca yang akhir-akhir ini kurang bersahabat. Senyum sumringah walau dengan makeup sekedarnya, membuat hasilnya sesuai ekspetasi kami.
(Foto Kiri – Bawah): Bisa dikatakan, berkumpul bersama PS Team adalah salah satu momen yang langka apalagi dalam formasi (hampir) lengkap. Waktu itu salah seorang dari kami, balik dari rantau dan hanya punya waktu beberapa hari di Makassar, sehingga berhasil menjadi magnet pertemuan kami saat itu. Di dekat basecamp yang selalu kami sepakati sebagai titik kumpul, terdapat cafe baru yang cozy untuk nongkrong, menghabiskan makanan dan minuman yang jumlah pesanannya tidak sebanyak cerita kami. Setiap akhir pertemuan termasuk saat malam itu, kami selalu tak lupa mengucap janji untuk bisa lebih sering bertemu lagi.
(Foto Kanan – Bawah): It’s me, with my 10th anthology books sekaligus menjadi project buku terakhir saya tahun ini. Saya sudah mulai menjajal peruntungan di bidang antologi sejak 2019, dan Alhamdulillah sampai pada pertengahan tahun ini, saya berezeki untuk lolos dan officially memiliki sepuluh buku antologi dari komunitas dan penerbit yang berbeda-beda. Project buku antologi menambah pengalaman saya di dunia kepenulisan dan literasi, menambah jejaring saya untuk hal-hal positif, dan melatih saya untuk memiliki kecanduan agar dapat terus menebar kebermanfaatan lewat tulisan. Semoga sekaligus menjadi batu loncatan untuk bisa memiliki buku solo, seperti penulis-penulis inspiratif saya yang lainnya.
Nah, itulah cerita lengkap versi saya tentang Top 6 Favourite Moments in 2022. How about you? Sharing juga, yuk!
Komentar
Posting Komentar