Resume Kajian "Wanita Sebagai Pemimpin"

Pernah tidak merasa insecure terhadap kemampuan kita sebagai perempuan apalagi jika diberi amanah lebih sebagai pemimpin?! Nah, Ustadzah Haneen Akira berhasil menjelaskan dan memberi motivasi nih. Pun dari penjelasan beliau, saya telah merangkumnya dengan beberapa poin yang semoga dapat dipahami bagi kalian yang baca, ya. 

Mengapa wanita berani mengambil tanggung jawab sebagai pemimpin? 

Berawal dari adanya kebutuhan besar yang belum dipenuhi oleh orang yang ada di circle-nya. Sehingga yakin untuk mengambil dan mengemban sebuah amanah yang membutuhkan progres dan project dengan visi misi, kapasitas, kemampuan, pengalaman serta prestasi yang telah dimiliki. 

Bagaimana seharusnya wanita bersikap sebagai pemimpin? 

Wanita dikatakan sebagai benteng umat, dimana segala sesuatu yang dilakukannya harus mengikuti Quran dan Assunnah. Dalam mengemban amanah kepemimpinan, iman seorang pemimpin akan berpengaruh terhadap segala pengambilan keputusan yang akan dilakukan, yang salah satunya agar tidak banyak menebar banyak kemaksiatan.

Wanita tetap memperhatikan batasan-batasan dalam kepemipinan, dengan prinsip tidak menjauhkannya dari hal-hal yang bersifat kebebasan, namun justru dari hal-hal yang menjurus pada keburukan. Misalnya, cara berkomunikasi dan bermuamalah. Poin penting, wanita sebagai pemimpin juga harus memahami karakter orang-orang yang ada pada lingkungan atau timnya, sehingga tantangan-tantangan yang akan didapatkan harus dibarengi dengan catatan-catatan yang dapat menjadi acuan nantinya.

Wanita sebagai pemimpin tidak boleh takut akan tanggung jawab yang diberikan. Jika diibaratkan, ada sebanyak sepuluh kemampuan yang dimiliki dengan dua puluh tanggung jawab yang diberikan, maka jika berada di situasi demikian, yakinlah bahwa selebihnya Allah yang akan membantu dan menguatkan. Proses yang akan dijalani tidak mungkin tanpa kesalahan dan kekurangan, namun sebisa mungkin dapat menjadi pembelajaran untuk tidak merasa lemah di waktu dan kemampuan yang terbatas.

Wanita sebagai pemimpin bisa menjadi solusi dan gerakan yang dapat membawa sebuah tim atau organisasi menuju ke arah yang lebih baik. Wanita sebagai pemimpin harus memiliki goals, standar, strategi dan jiwa visioner sehingga perannya tidak sekedar menjalankan sebuah rutinitas kepemimpinan.

Diperkuat dalam surah Ali Imran ayat 159: “faidza azamta fatawakkal Alallah” yang artinya apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. 

So, do your best as a woman. Selamat menjadi panutan. Semoga pahalanya Allah lipatgandakan.

***

Nb: Penjelasan selengkapnya bisa ditonton di channel Haneen Akira Youtube, ya!

Komentar