#Q&A Tentang Menulis

Marhaban Ya Ramadhan. How’s your day? Semoga ibadahnya diberi kelancaran ya.

Nah, salah satu magnet saya untuk mau mulai nulis lagi hari ini adalah saya teringat utang saya untuk ingin berbagi tentang pengalaman saya dalam kepenulisan. Dan saya juga sempat membuka sesi tanya jawab singkat di instagram story. Sehingga terangkumlah beberapa pertanyaan berikut yang akan saya jawab satu per satu. 

Q: Kenapa nama blognya diberi nama ‘diarii uchii hamiid’?

A: Bagi saya, blog adalah buku harian. Dari blog ini, saya belajar untuk berbagi cerita dan kisah yang sekiranya bisa bermanfaat dibaca bagi banyak orang, yang jika dibandingkan dengan buku harian memang sifatnya lebih privasi dan rahasia. Maka, memutuskan untuk hijrah dari buku harian menjadi blog yang lebih modern dan kekinian adalah keputusan yang tepat.

Q: Apa sih bedanya bedanya blogger dan vlogger? Jika disuruh memilih, ingin berkarya sebagai apa?

A: Setau saya, blogger adalah orang dan komunitas yang berbagi informasinya melalui tulisan sedangkan vlogger adalah orang dan komunitas yang berbagi informasinya melalui audio visual. Kalau untuk sekarang dan nanti, semoga saya bisa konsisten dengan passion saya sebagai blogger yang tidak akan berhenti menulis.

Q: Bagaimana cara menulis di blog dan bagaimana caranya supaya blog kita banyak yang kunjungi?

A: Untuk pemula, saya merekomendasikan blogspot.com dan wordpress.com yang bisa dibuat dan diakses secara gratis. Nah untuk menulis di blog, tentu kita harus membuat akun terlebih dahulu. Setelah punya akun, percayalah kalian akan ketagihan untuk ingin memposting tulisan-tulisan kalian. Sembari berjalannya waktu, boleh utak atik saja item-item dalam blog tersebut atau bisa tanya-tanya ke blogger senior supaya blog kita tampilannya jadi menarik. Agar blog kita dikunjungi, tentu kita pun harus membuat konten tulisan yang semenarik mungkin untuk dibaca dan menjadi kebutuhan informasi untuk orang lain. Cara yang saya lakukan, biasanya setelah memposting tulisan, linknya akan saya bagikan di story sosial media. Hanya dengan meng-klik link tulisan tersebut, pembaca kita akan dengan mudah mengakses blog kita.

Q: Dimana spot favorit untuk nulis?

A: One of my favorit spot adalah di meja kerja kantor. Suasana ruangan yang tenang mendukung lancarnya ide tulisan yang akan dituangkan. Di tempat itu, saya telah berhasil menyelesaikan draft tulisan yang deadline dan kejar terbit.

Q: Berapa banyak karya tulisan yang sudah dihasilkan dan diterbitkan?

A: Jumlah tulisan saya sebenarnya belum banyak jika dibandingkan penulis dan blogger lain dengan kekonsistenan menulis mereka. Namun, Alhamdulillah saya sempat mendapatkan beberapa kesempatan untuk bergabung di  beberapa tantangan menulis yang rewardnya diterbitkan baik dalam bentuk hard book, e-book dan e-buletin. Diantaranya:

-Kabar Dalam Kenangan (e-Buletin mlaku!)

-Pamit (e-Buletin mlaku!)

-Pandemi: Pengingat Syukur (e-Buletin mlaku!)

-Rain(du) (Buku Surat Rindu – Penerbit Shopia)

-Berperan Walau Bukan Terdepan: Kisah Petugas Gizi Rumah Sakit (e-Book ISAGI INDONESIA)

-Garda Terdepan (Buku Bagimu Negeri Kami Beraksi –Nas Media Pustaka) 

-Dan tulisan-tulisan lainnya yang hanya dipublish di blog. Selengkapnya, silahkan blog walking ya.

Q: Apa kendala yang ditemukan selama nulis?

A: Kendala terbesar adalah manajemen waktu. Yang mostly para penulis dan blogger merasakan hal demikian. Selain itu mood yang baik harus sebisa mungkin dijaga supaya ide-ide yang dipikirkan bisa tereksekusi dengan baik dan sesuai harapan. Kesimpulannya, manajemen waktu & mood versus draft tulisan.

Q: Apa bentuk self reward yang diberikan jika tulisan selesai dan terbit?

A: Mengenai self reward, saya sepakat bahwa sekecil apapun pencapaian yang sudah kita lakukan, mesti kita beri apresiasi meskipun dari dan untuk diri kita sendiri. Kalau bentuk self reward yang saya berikan atau lakukan, biasanya dengan membeli dan memakan makanan kesukaan atau melakukan sesuatu yang dapat membangkitkan dan menjaga semangat saya dengan tidur atau  mendengarkan lagu misalnya. Sesederhana itu.  

Q: Apa tips dan trik supaya bisa konsisten dalam nulis?

A: Oke. Jadi beberapa minggu lalu, saya mengikuti kelas blogger dengan topik ‘Blog dan Media Sosial’ bersama kak Mira Sahid who expert and has more experiences. Poin yang saya garis bawahi dari penjelasan beliau adalah bahwa menulis itu dibangun dari kebiasaan. Jika sudah terbiasa, maka tidak ada alasan untuk tidak mau melakukannya. Jika kendalanya adalah inspirasi, sebenarnya tanpa kita sadari ide itu banyak sekali yang bisa kita jadikan bahan tulisan, dari apa yang kita dengarkan, dari apa yang kita lihat, dari apa yang kita rasakan, pun dari yang orang lain dengar-lihat-dan rasakan. Berkaca dari pengalaman saya mengikuti tantangan nulis #30HariBercerita dan saya bisa menyelesaikan tantangan dengan baik, menyadarkan saya bahwa ternyata menulis itu bukan terbatas tentang waktu dan ide, namun juga karena harus mau dan mampu. Kalau setiap hari bisa, kok sebulan sekali atau seminggu sekali tidak bisa dilakukan ya? Jadi reminder banget kan?!

Karena merasa tercambuk, saya mulai akan menantang diri saya dengan program pribadi yang saya beri nama: ‘Kamis Nulis”. Jadi, setiap hari kamis itu, saya wajib menyetorkan sekurang-kurangnya satu tulisan di blog saya. Yang semoga bisa semakin membangkitkan gairah menulis dan bisa menginspirasi teman-teman sekalian yang juga ingin menantang diri  sendiri untuk mengukur kemampuan menulis. Selamat menanti kejutan-kejutan di setiap tulisan. 

As a closing statement, saya hanya ingin menyampaikan bahwa setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya. Jadi, bagi kalian yang punya minat dan bakat di bidang apapun itu (termasuk nulis), jangan berhenti belajar karena ilmu terus berkembang. Serta lakukanlah semua yang terbaik menurut versi kalian. Yuk, bisa yuk.

***

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” – Pramoedya Ananta Toer

Komentar