Tujuh-Belas Agustus: Saya Rindu Puisi
Sensasi 17an tiap tahun bagi saya pribadi berbeda, beda zaman maka beda prioritas. Singkat cerita, waktu masih masa-masa sekolahan, saya adalah salah satu orang/siswa yang aktif mengikuti perlombaan. Karena di bidang olahraga saya payah, jadi saya melirik lomba-lomba di bidang seni, terutama dan utama yang tidak pernah absen adalah: ikut lomba puisi (re: lomba baca bukan buat puisi). Puisi-puisi yang pernah sering saya bawakan adalah puisi karangan penyair-penyair yang saya temukan hasil googling di internet dan di beberapa buku pelajaran sekolah kala itu. Prestasinya? Alhamdulillah kalau tidak juara satu, jadi runnerup, atau masuk tiga besar. Bonusnya? Dapat hadiah, jadi bahan berita di koran, plus dibanggakan satu kelas.
Sayangnya semenjak kuliah sampai sekarang kerja, ikut lomba puisi (lagi) sudah sangat tidak pernah. Jika ditanya bagaimana cara membawakan puisi dengan benar, jawabannya: saya lupa. Jika diminta untuk kembali membacakan puisi, maka mungkin saja saya akan sangat grogi. Tidak ‘mencicipi’ puisi selama bertahun-tahun bukan berarti saya tidak suka (lagi) dengan puisi. Tapi hanya saja selera saya sudah berbeda, dari gemar mengoleksi puisi tentang pahlawan dan sekarang jatuh cinta ke genre puisi yang lebih puitis nan romantis. Jadi mana mungkin saya begitu saja melupakan ‘kenangan puisi’ yang sudah saya simpan sejak tahun 2003? Apalagi saya tipikal orang yang susah move on soalnya.
Saya sangat senang tahun ini ada adik-adik pemuda-pemudi di kompleks perumahan yg mau menghidupkan kembali suasana 17an, yang sempat vakum beberapa tahun. I’ve appreciated it. Jika saya masih dikasih kesempatan, saya masih ingin sekali berpartisipasi. Tapi karena sadar umur, jadi peserta (lagi) sudah sangat tidak mungkin, maka jadi penonton saja mungkin akan cukup.
Sederhana-nya, hakikat merdeka sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri: be my self, be our self. Kalau kita punya passion di bidang puisi misalnya atau di bidang lain, must do it! And got it! Tidak perlu menjadi orang lain tapi tidak masalah jika ingin menjadikan orang lain sebagai role-model. Poin pentingnya tetap positif, nyaman dan bahagia. Karena apa yang kita lakukan akan jadi cerita, akan jadi kisah, akan dikenang dan akan dirindukan. Seperti saya pada puisi.
170817, tanggal-bulan “cantik” kesekian kalinya di tahun ini. Selamat bersukacita buat yang merasakan dan merayakan. Adakah yang mau menghadiahkan saya puisi ? :)
Komentar
Posting Komentar