#tanyasarjanagizi Sulawesi Selatan
Beberapa hari yang lalu, saya sempat
memposting foto-foto kegiatan yang bertagar: tanyaasarjanagizi di sosial media pribadi saya. Dan saya sudah berjanji untuk berbagi cerita lengkapnya disini :)
Tepat 01 April 2017 lalu, kami yang
tergabung dalam Ikatan Sarjana Gizi Indonesia wilayah Sulawesi Selatan sukses
mengadakan kegiatan #tanyasarjanagizi. Sebelum di Sulawesi Selatan, kegiatan
ini sudah menjadi pembuka di Jawa, yang dilaksanakan oleh kakak-kakak dan teman-teman volunteer sarjana gizi yang sedang kuliah strata dua dan bekerja
disana. Sebenarnya kegiatan ini dibuat atas inisiasi oleh para sarjana gizi
yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI) yang tujuannya untuk
lebih memberikan gambaran, motivasi serta inspirasi seputar kuliah gizi &
masa depan sarjana gizi. Sasaran kami adalah mahasiswa(i) program studi atau
jurusan gizi bahkan juga membidik pelajar SMA/SMK. Karena tak mau ketinggalan,
kami pun yang di Makassar mewakili sektor Sulawesi Selatan juga antusias ingin
mewujudkan bahkan mau menjadi bagian dalam kegiatan ini.
Siang itu kami menempuh jarak Kota
Makassar-Kabupaten Maros dengan durasi perjalanan kurang lebih 1-1,5 jam dengan
kendaraan roda empat, ditemani oleh cuaca cukup terik dan arus lalu lintas yang
padat lancar. Setelah sempat mutar-mutar dan disangka kesasar, akhirnya
sampailah kami di lokasi tujuan: Stikes Salewangang Maros.
Saat sampai disana, saya yang berangkat
bersama Kak Surach (kakak senior) dan Zumrah (sahabat kuliah) sudah disambut
oleh Kak Icha Dian yang juga senior kami dan dosen di tempat itu. Saya bisa
menangkap ekspresi lega dan bahagianya ketika tau bahwa kami sudah tiba. Kami
pun langsung diarahkan menuju aula yang terletak di lantai tiga gedung itu.
Meskipun kami tiba agak siang, siswa-siswa Sekolah Tinggi Kesehatan ini tidak
sedikit yang masih ada dan masih belum pulang. Kesan pertama bertemu: mereka
polos, ramah, juga sopan. Wajah mereka yang masih sangat muda dan dibandingkan
dengan tubuh saya yang mungil, membuat saya masih berasa seumuran dengan mereka
:)
Ketika sampai di aula tempat kegiatan,
semangat makin membuncah ketika bertemu dan mengetahui bahwa dosen-dosen disini
adalah kakak-kakak senior saya sendiri. Salam sapa tak luput kami sampaikan
satu sama lain saat perjumpaan itu. Sambutan sederhana nan hangat juga mewarnai
kedatangan kami yang siap untuk berbagi.
Acara pun dibuka. Setelah serangkaian
sambutan, tibalah pada inti acara yakni penyampaian materi dan cerita dari kami
yang sudah dinanti-nantikan oleh peserta. Setelah cv kami dibacakan
satu-persatu, tampillah kami dengan percaya diri dan pembawaan kami
masing-masing. Supaya tidak kaku dan terarah, kami pun menyiapkan bahan materi
untuk presentase berupa slide yang menampilkan foto dan video.
Sebagai pembuka, saat itu sukses membuat saya
sangat nerveous, kaki dan tangan saya
dingin juga ingin sering minum sampai pada akhirnya moderator mempersilahkan. Ketika
microphone sudah tergenggam di
tangan, saya mengawali dengan perkenalan singkat tentang diri dan pekerjaan
saat ini. Kemudian saya berbagi cerita tentang suka-duka saya selama menjadi
mahasiswa gizi: banyak laporan, banyak praktikum, setelah itu magang dan
akhirnya skripsi. Selesai itu, saya juga berbagi pengalaman setelah menjadi
sarjana gizi: dengan bekerja di beberapa event-event
freelance dan survey-survey kesehatan. Dan sebagai perwakilan tenaga gizi yang
bekerja rumah sakit, saya pun tak luput berbagi informasi mengenai jobdes
tenaga-tenaga gizi jika bekerja rumah sakit, tentang alur dan gambaran
pelayanan gizi rumah sakit, dan hal-hal lain yang terkait tentang gizi rumah
sakit. Karena durasi yang diberikan hanya sekitar 5-10 menit saja, saya pun menutup
materi saya dengan kalimat oleh Alm. Bob Sadino yang diiringi dengan tepuk
tangan audience yang hadir siang itu.
Selain saya yang memberi gambaran tentang
gizi rumah sakit, teman-teman dan kakak-kakak pemateri lainnya juga tak kalah
seru dalam berbagi kisah yang berbeda-beda. Misalnya: (1) Zumrah, dengan
aplikasi startup gizi yang sedang
dirintis saat ini, (2) Kak Sigit, sang peneliti gizi dengan
penelitian-penelitian gizi tingkat lokal-nasional-internasional nya, (3) Kak
Yade dan Kak Nur Ayu yang memberi gambaran bahwa banyaknya peluang untuk bisa menuntut
ilmu gizi, (4) Denita, seorang tenaga gizi industri dengan kegiatan-kegiatan
serunya di beberapa kota, juga (5) Kak Surach yang merupakan ketua ISAGI
Sulawesi Selatan yang lebih fokus memberi informasi mengenai prospek gizi dan
organisasi ISAGI. Sampai pada segmen -tanya jawab, pemberian piagam dan sesi
foto bersama- pun menjadi penutup kegiatan yang selesai setelah Ashar itu.
Meskipun ilmu dan pengalaman kerja saya di rumah sakit belum ada apa-apanya apalagi bisa dianggap masih pemula dan masih harus banyak belajar, tapi bagi saya pribadi merasa sangat senang bisa berada diantara teman-teman dan kakak-kakak hebat ini. Senang juga bisa berada diantara para mahasiswa dan pelajar yang mau semangat untuk belajar tentang gizi. Jadi ingat pesan yang disampaikan oleh salah satu kakak pemateri: makanan dan nutrisi adalah kebutuhan pokok yang tidak bisa terpisahkan dari keseharian manusia. Juga belajar ilmu gizi itu bukan karena sekedar mau dapat pekerjaan saja. Tapi belajar ilmu gizi karena ilmunya minimal bisa bermanfaat untuk diri kita sendiri. Ibu rumah tangga pun jika tau tentang gizi dan sadar gizi, akan sangat bermanfaat untuk bisa diaplikasikan di lingkungan keluarganya. Jadi, bukankah sebaik-baik ilmu adalah yang bermanfaat ?!
Alhamdulillah untuk awal bulan yang berkah dan akhir pekan yang produktif. Semoga bisa dapat kesempatan se-seru ini lagi. Terimakasih banyak keluarga besar Ikatan Sarjana Gizi Indonesia dan Stikes Salewangang Maros :)
Komentar
Posting Komentar