Pengabdian Kecil di Hari Gizi Nasional
Rasanya baru kemarin ber-euforia
dalam food campaign dan pembagian
susu di beberapa sekolah, saat masih menjalankan amanah sebagai pengurus Forum
Mahasiswa Gizi Unhas. Banyak cara pun yang dapat dilakukan sebagai bentuk pengabdian
di ke 57 tahun Hari Gizi Nasional ini. Tak seperti yang lain diluar sana dengan
berkampanye ria, dengan yang mengabdi dan menemani para kader posyandu, dengan
yang mengadakan kegiatan sosial lainnya. Dan untuk tahun ini saya pun memperingatinya
dengan versi saya, dengan kegiatan rutin saya, dengan duduk manis di ruang
siaran :)
Setiap sabtu, saya mempunyai
kewajiban dalam durasi dua jam di sebuah program acara salah satu radio kampus Unhas.
Saat itu, dalam edisi siar tepat di Hari Gizi Nasional. Saya pun merasa dapat
melakukan sesuatu yang bermanfaat. Di program siaran ini, saya selalu
membawakan kisah-kisah insipiratif para tokoh nasional maupun dunia. Dan di
edisi spesial ini pun, spesial pula saya menghadirkan informasi mengenai sang
Bapak Gizi Nasional, Bapak Prof Poorwo Sudarmo :)
Saya berkisah mengenai perjalanan
hidup sang Bapak Gizi Nasional itu, dari perjalanan menempuh pendidikannya terkhusus
dalam bidang Ilmu Gizi. Dari sebuah sumber yang saya dapatkan, dimana Bapak
Prof Poorwo Sudarmo lahir di Malang 20 Februari 1904 silam. Beliau merupakan
lulusan sekolah kedokteran STOVIA tahun 1927 dan mendapat ijazah dokter di
zaman Jepang dari Ida Gaigako. Poorwo Soedarmo tinggal di Banten, Jakarta
Barat, selama Pendudukan Jepang di Indonesia. Ia kemudian dikeluarkan selama
masa muncul kemerdekaan Indonesia dan pergi sebagai dokter kapal selama enam
bulan dan kemudian ke London pada tahun 1949. Ini adalah titik balik dalam
orientasi karirnya terhadap nutrisi gizi seimbang.
Selain itu, sewaktu di London School
of Hygiene and Tropical Medicine , ia melakukan penelitian di malaria dan peran
DDT dalam kontrol dengan Prof McDonald, tetapi juga mengembangkan minat di
bidang nutrisi dengan Profesor Platt. Setelah
kembali ke Indonesia ia mendirikan sekolah diet dengan bantuan ahli gizi
Belanda . Saat itu pun "Akademi Gizi" didirikan pada tahun 1952 dan
sekolah diet mulai beroperasi pada tahun 1950.
Kisah lain, beliau mulai tertarik dan belajar ilmu Gizi di
Post Graduate Institute, London (1949) dan Institute of Nutrition, Manila
(1950). Kemudian mendalami ilmu itu di School of Public Health and Nutrition,
Harvard University (1954-1955) dan di Institute of Nutrition Sciences, Columbia
University, New York (1960). Yah, mungkin
banyak yang tidak tahu bahwa Poorwo Sudarmo adalah Bapak Gizi Indonesia, karena beliau
adalah orang pertama yang memperkenalkan, merintis dan mengembangkan
pengetahuan tentang gizi dan ketenagaan gizi di Indonesia. Ribuan tenaga gizi
dengan berbagai tingkatan Diploma sampai S3 dan guru besar, bermula dari gagasan
dan perjuangan beliau ditahun 1950an awal berkembangnya ilmu gizi di Indonesia.
Selain diakui sebagai bapak gizi Indonesia oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(PERSAGI) pada tahun 1969, beliau adalah juga penerima Bintang Mahaputra Utama
tahun 1992 dari Pemerintah atas jasanya mengembangkan gizi di Indonesia. Sampai
akhirnya Bapak Prof Poorwo Sudarmo pun tutup usia pada tanggal 13/3/2003 di
Jakarta pada usia 99 tahun.
Yup, setidaknya bukan hanya orang gizi saja yang tahu bahwa
ada juga Hari Gizi Nasional dan ada pula sang Bapak Gizi Nasional. Dengan hampir
4 tahun lebih menuntut Ilmu Gizi, saya pun merasa belum melakukan hal yang
banyak untuk bidang gizi sendiri. Berharap, semoga prevalensi gizi buruk dan
masalah kesehatan serta gizi lainnya di Kota Makassar dan Nasional semakin
menurun, dan kesehatan masyarakat semakin membaik dan lebih sejahtera, jaminan kesehatan
baru lebih bermanfaat, plus menjadi calon sarjana gizi yang berkualitas sembari
memantaskan diri menuju ke arah sana. Bismillah, wish it and do it. Selamat Hari Gizi Nasional \^o^/
Komentar
Posting Komentar